Wednesday, May 7, 2014

Teknik Deep Of Field (DOF)

Teknik DOF
Bokeh atau background yang blurry memang tampak menarik, terutama pada foto portrait. Kenapa? karena dengan begitu Point of Interest akan terasa menonjol, semua elemen-elemen dalam background yang bisa mengalihkan perhatian penikmat foto akan menghilang. Foto di samping adalah hasil jepretan saya, walau tidak maksimal, yaa sebagai pemula, jepret udah kayak gitu aja udah seneng men .. hehehe. Ada beberapa cara yang bisa Sobat coba dalam menghasilkan hasil foto seperti diatas, diantaranya adalah:

Posisi Subyek

Salah satu cara paling mudah untuk dilakukan adalah dengan memposisikan subyek foto berada jauh dari semua obyek yang ada dibelakangnya, jika mereka berdiri tepat di depan sebuah tembok maka kemungkinan besar kalian akan mendapatkan hasil foto dengan background (tembok) yang tetap terfokus, tetapi lain halnya jika mereka berdiri kira-kira 100 meter di depan tembok yang sama, foto dengan background blurry tentu akan kalian dapatkan.

Mode Pemotretan Portrait

Kamera saat ini kebanyakan memiliki mode pengaturan Portrait (baca artikel: Mengenal mode pengaturan pada kamera digital). Mode Portrait pada kamera biasanya akan dilambangkan dengan ikon 'kepala'. Mode Portrait bisa digunakan jika Sobat ragu ketika merubah Aperture pada saat memotret. pilihlah mode pemtoretan ini dan biarkan kamera melakukan untuk kalian secara otomatis. Mode pemotretan ini menggunakan Aperture lebar/besar (bilangan f kecil), yang tentunya akan menghasilkan Depth of Field (area yang terfokus) yang lebih tipis/kecil.

Mode Aperture Priority

Sobat bisa menggunakan mode Aperture Priority jika memiliki kontrol lebih pada Aperture, biasanya pada kamera akan dilambangkan dengan 'A' atau 'Av'. InFotografi telah banyak mengulas tentang Aperture dan mode pengaturan ini, tetapi untuk merefresh ulang akan sedikit kami jabarkan bahwa Mode ini mengijinkan kalian untuk memilih Aperture (ukuran bukaan lensa) dan kamera akan menentukan pengaturan yang lain. Mode semi-otomatis ini sangat bagus untuk kendali Depth of Field serta mendapatkan exposure yang pas. Untuk mendapatkan Depth of Field yang tipis/kecil dengan Background yang blur maka pilihlah Aperture lebar (semakin kecil bilangan f, maka akan semakin besar pula bukaan/aperture). Cobalah untuk mengambil beberapa foto menggunakan Aperture yang berbeda, dan lihatlah bagaimana dampaknya pada background. Kami rasa inilah cara terbaik untuk mempelajari bagaimana mendapatkan foto-foto kreatif pada jepretan kalian.

Lensa Zoom

lensa juga memberikan pengaruh pada hasil foto bokeh, rata-rata para fotografer pemula biasanya memiliki lensa kit yang memiliki Focal Length yang berbeda. Setiap tipe lensa memiliki Aperture maksimal yang berbeda dan itu berpengaruh pada Aperture. Sebagai contoh: sebuah lensa lit 18-55mm memiliki Aperture maksimal f3.5 pada Focal Length (FL) 18mm dan aperture maksimal f5.6 pada FL 55mm. Banyak orang berpikir bahwa untuk menciptakan foto yang memiliki BG blur adalah dengan menggunakan Focal Length 18mm, dengan alasan pada titik FL tersebut memiliki Aperture paling lebar. Masalah yang timbul ketika menggunakan 18mm adalah akan menghasilkan foto yang memiliki distort pada wajah, dan juga kalian harus sedekat mungkin dengan subyek foto, mengingat 18mm adalah focal length yang lebar.
Menurut kami, coba gunakan Focal Lenth 55mm, tetapi Sobat harus berjarak cukup jauh dari subyek foto atau menempatkan subyek menjauh dari background. keuntungan lain dari penggunaan lensa zoom adalah framing lebih ketat sehingga akan lebih menonjolkan subyek dengan ruang Background yang lebih sedikit.

Belilah Lensa Baru

Cara ini mau tidak mau, merupakan solusi paling mudah, tetapi akan terasa sulit jika kita memiliki budget yang minim. Seperti yang sudah kami ulas diatas, bahwa setiap tipe lensa memiliki Aperture maksimla yang berbeda pula. Lensa yang disebut dengan 'Fast-Lens' atau lensa cepat memungkinkan kita untuk menghasilkan Depth of Field tipis/sempit (keuntungan lain adalah memotret dalam kondisi pencahayaan rendah tanpa menggunakan flash). Pilihan paling murah pada Canon adalah dengan menggunakan lensa Prime (Fix) 50mm f/1.8. Lensa ini sangat cepat, dan Focal Length nya cocok untuk foto Portrait, sebuah lensa yang layak untuk dibeli.

Teknik Freezing Dalam Fotografi

Freezing
Pada awal-awal belajar fotografi, kita mengetahui segitiga fotografi seperti diagframa, kecepatan rana, dan iso. Terkait dengan pembekuan gerakan pada Objek foto, elemen shutter speed menjadi hal yang paling menentukan.

Angka shutter speed bisa kita lihat pada lcd kamera. Angkanya seperti 1/125. 1/250, 1/500, 1/1000, 1/2000, dst.

Inti dari penggunaan shutter speed adalah bagaimana penggunaan shutter speed mempengaruhi foto yang kita hasilkan. Semakin cepat objek foto bergerak maka semakin cepat pula shutter speed yang kita gunakan.
Misalnya penggunaan shutter speed untuk memotret mobil balap, orang berjalan, atau orang diam masing-masing berbeda. Penggunaan shutter speed yang lambat untuk membekukan gerakan mobil balap yang melaju dengan kecepatan 200 km/jam adalah salah satu kekeliruan. Jika ingin membekukan mobil yang bergerak dengan kecepatan tersebut dibutuhkan shutter speed yang cepat misalnya 1/4000.
Intinya menentukan penggunaan shutter speed erat kaitannya dengan berapa cepat objek foto yang akan kita abadikan tersebut bergerak. Sebagai contoh, saat memotret orang yang sedang duduk mungkin kecepatan yang dibutuhkan untuk membekukan objek bisa 1/8. Namun untuk memotret orang yang sedang berlari, kecepatan 1/8 belum tentu bisa membuat objek foto terlihat beku dan tajam. Meskipun kamera bisa merekam objek tersebut, namun yang terjadi bukanlah objek tersebut tajam, namun terlihat seperti motion.

Hal yang tak kalah penting juga saat mengabadikan objek yang bergerak adalah jarak antara fotografer dengan objek foto yang akan diambil. Semakin dekat jarak objek, maka semakin cepat pula kecepatan shutter speed yang kita butuhkan. Begitu juga sebaliknya, jika objek foto jauh maka kecepatan yang dibutuhkan juga tidak terlalu cepat.

Misalnya, saat kita memotret orang berjalan dengan jarak lima meter di depan kamera. Kita butuh kecepatan yang cepat untuk membekukan gerakannya. Namun untuk memotret pesawat terbang dengan kecepatan 900 km/ jam dengan jarak yang jauh, kita bisa membekukan pesawat hanya denga menggunakan shutter speed 1/60.

Jadi catatan penting dari teknik freeze ini adalah :
1. Semakin cepat gerakan objek yang akan kita foto, kita butuh kecepatan yang cepat pula. Ditandai dengan angka 1/.. yang nilainya semakin tinggi. Misal 1/250, 1/500, 1/1000 dst.
2. Selain kecepatan objek, jarak antara kamera dengan objek juga menjadi perhatian. Sebagian fotografer menggunakan nilai focal length untuk mematok kecepatan shutter yang digunakan. Misal pada focal length 50 mm, sebagian fotografer menyetel kecepatn minimun di angka 1/50.

Segitu dulu tips singkat untuk membekukan objek bergerak. Semoga bermanfaat dan selamat berburu foto ya. Salam Anak Bangsa :)